Cara Berbuka Puasa Sesuai Sunah Rasul

Agar berbuka puasa kita lebih berkah ketika Ramadan nanti, kita dapat berbuka puasa dengan melihat tuntunan sunnah Rasulullah. Foto ilustrasi/ist

Waktu yang paling ditunggu-tunggu pada saat bulan Ramadan adalah waktu berbuka puasa. Saking senangnya menyambut waktu berbuka ini, banyak cara dilakukan untuk menanti datangnya waktu berbuka termasuk membaca Al-Qur’an, memasak makanan buka puasa, ngabuburit dan lain sebagainya.

Waktu berbuka puasa adalah ketika siang telah berlalu dan matahari telah terbenam dan malam mulai datang. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

‘…..Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam…..’ (QS. Al-Baqarah : 187)

Waktu berbuka puasa juga dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Umar bin Khaththab yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‘Apabila malam telah datang dan siang beranjak pergi serta matahari telah terbenam maka orang yang berpuasa telah waktunya berbuka.’

Agar berbuka puasa kita lebih berkah, kita dapat berbuka puasa dengan melihat tuntunan sunnah Rasulullah. Ustadz Dr. Raehanul Bahraen hafidzhahullah, memberikan tata cara berbuka puasa sesuai sunnah ini sebagai berikut:

1. Ucapkan ‘Bismillah’.

Ini adalah perintah umum sebelum makan mengucapkan ‘Bismillah’.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻛَﻞَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓَﻠْﻴَﺬْﻛُﺮِ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓَﺈِﻥْ ﻧَﺴِﻰَ ﺃَﻥْ ﻳَﺬْﻛُﺮَ ﺍﺳْﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓِﻰ ﺃَﻭّﻟِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻘُﻞْ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻭّﻟَﻪُ ﻭَﺁﺧِﺮَﻩُ

‘Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)’.

Lalu berbuka (membatalkan puasa) ketika mendengar adzan, bisa dengan ruthab (kurma basah) atau tamr (kurma kering) atau seteguk air.

Sebagaimana contoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃََﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ

‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air’. [HR. Ahmad, Abu Dawud, sanadnya shahih]

2. Kemudian baru membaca doa berbuka puasa, Ini berdasarkan hadis:

ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠّﻢَ، ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻓْﻄَﺮَ ﻗَﺎﻝَ ﺫَﻫَﺐَ ﺍﻟﻈّـَﻤَﺄُ ﻭَﺍﺑْﺘَﻠّـَﺖِ ﺍﻟْﻌُﺮُﻭﻕُ، ﻭَﺛَﺒَﺖَ ﺍﻟْﺄَﺟْﺮُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ

‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah berbuka puasa, beliau berdoa:

ﺫَﻫَﺐَ ﺍﻟﻈّـَﻤَﺄُ ﻭَﺍﺑْﺘَﻠّـَﺖِ ﺍﻟْﻌُﺮُﻭﻕُ، ﻭَﺛَﺒَﺖَ ﺍﻟْﺄَﺟْﺮُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ

‘Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaallah.’ ‘Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.’ [HR. Abu Daud 2/306, no.2357, lihat Shahih al-Jami’ 4/209, no.4678]

Ada dua alasan doa berbuka dengan cara ini berdasarkan hadis:

1. Lafaz hadis ‘telah berbuka’

( ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻓْﻄَﺮَ)

, artinya beliau telah berbuka/membatalkan puasanya yaitu sudah makan kurma atau minum air.

2. Lafaz doa ketika berbuka ‘telah basah kerongkongan’

(ﻭَﺍﺑْﺘَﻠّـَﺖِ ﺍﻟْﻌُﺮُﻭﻕُ)

, ini menunjukkan sudah makan dahulu dengan pembuka.

Jadi doa berbuka puasa tidaklah dibaca sebelum membatalkan puasa/ sebelum berbuka. Mohon maaf, adapun doa berbuka puasa yang mungkin cukup terkenal, akan tetapi doa ini sanadnya dhaif, yaitu doa:

ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﻟَﻚَ ﺻُﻤْﺖُ ﻭَﺑِﻚَ ﺁﻣَﻨْﺖُ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭِﺯْﻗِﻚَ ﺃَﻓْﻄَﺮْﺕ

Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthartu‘ (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka).’

Mulla ‘Ali Al Qari mengatakan: ‘Tambahan ‘wa bika aamantu ‘ adalah tambahan yang tidak diketahui sanadnya, walaupun makna doa tersebut shahih’. [Mirqatul Mafatih, 6/304]

Wallahu A’lam

(wid)

Related Posts

Inilah Perbedaan Twin Flame dan Soulmate yang Sering Dianggap Sama

  Pernah mendengar twin flame dan soulmate? Kedua istilah ini mungkin sering dianggap sama, namun ternyata keduanya berbeda. Perbedaan twin flame dan soulmate adalah twin flame mempunyai jiwa yang sama,…

Read more

Ketika Ramadhan Telah Usai

KETIKA RAMADAN TELAH USAI Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah: عباد الله، لئن انتهى شهر رمضان فإن حق الله لا ينتهي إلا بالموت ‘Wahai sekalian hamba-hamba Allah. Bila nanti Ramadan telah usai,…

Read more

10 Cara Menjadi Orang yang Ikhlas, Agar Hati Lebih Tenang

Berdasarkan pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, ikhlas adalah perasaan bersih dan tulus hati. Kata tersebut merupakan kata serapan dari bahasa Arab ‘akhlasa’ yang artinya ‘memurnikan niat atau memilih’. Kata dasarnya,…

Read more

5 Golongan Orang yang Tidak Wajib Puasa

Puasa Ramadhan 1444 H atau Ramadhan 2023 segera tiba. Puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Setiap orang yang mencapai usia baligh dan sehat secara fisik dan mental wajib…

Read more

4 Jawaban Mengejutkan Sang Gubernur Ketika Diadukan kepada Umar bin Khattab

JAKARTA – Sahabat Nabi Muhammad SAW bernama Said bin Amir nama lengkapnya Said bin Amir bin Hudzaim Al-Jumahi Al-Qurasyi. Ia pernah menjadi gubernur di wilayah Himsh yakni sebuah wilayah di…

Read more

Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan yang Dapat Dijalankan Umat Muslim

Khazanah – Sesungguhnya bulan suci Muharram adalah bulan yang penuh berkah dan penting. Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah. Ini juga salah satu dari empat bulan suci yang sebagaimana…

Read more

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *