Jodoh, mati, rezeki merupakan tiga perkara yang mana setiap orang sudah memiliki jatahnya masinh\g-masing. Ada yang dipercepat, ada juga yang malah lambat. Ada yang dilebihkan, ada pula yang memang ditakdirkan dalam cukup, bukan kurang.
Mengenai hal ini, tentu merupakan sunnatullah. Kita sebagai manusia mempunyai kewajiban untuk mengiktiarkan diri, juga mempersiapkannya. Jika mati lebih awal yang mendatangi dari pada jodoh, maka besar harapan kita sedang dalam keadaan siap karena bekal utama seseorang ketika meninggal adalah amal shalih.
Hal yang terpenting dalam hidup ini adalah bagaimana kita mampu mensyukuri atas rezeki ataupun takdir yang Allah karuniakan kepada kita. Bukan seberapa banyak Allah telah memberi, tetapi seberapa banyak kita mampu mensyukuri. Jika kita bersyukur maka yakinlah Allah pasti akan menambahkan nikmat itu.
Apapun yang kita miliki dan apapun yang terjadi, semua sudah berdasarkan porsi terbaik menurut Allah. Jadi, bagaimana jika kita masih saja cemburu pada rezeki yang dimiliki oleh orang lain, berdosakah? Berikut ini penjelasan dari Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal.
Tak perlulah cemburu pada rezeki orang karena rezeki kita masing-masing sudah dibagi dengan begitu adilnya oleh Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
‘Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. ‘ (QS. Az-Zukhruf: 32)
Allah membagi rezeki itu begitu adil. Kenapa kita mesti cemburu pada rezeki orang lain? Imam Ghazali rahimahullah menyebutkan fawaid dari nasihat Hatim Al-Asham:
Aku melihat manusia saling mencela dan saling membicarakan jelek (ghibah) satu dan lainnya. Aku dapati bahwa itu termasuk HASAD (cemburu atau iri) dalam harta, kedudukan dan pengetahuan.
Aku kemudian renungkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), ‘ Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia.’ (QS. Az-Zukhruf: 32)
Aku sadari bahwa pembagian tersebut sudah ditentukan oleh Allah sejak takdir yang dahulu ada. Kenapa aku mesti HASAD (cemburu) pada rezeki orang lain? Itulah yang membuatku tetap ridha pada pembagian Allah.
Dinukil dari kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al-Ghazali, hlm. 57.
Wallahu a’lam bish shawab.